Jangan Dibaca Kalau Takut Tersindir
HARTA selalu dipandang sebagai sesuatu yang manis dan hijau, sebagaimana digambarkan dalam banyak nasihat agama. Sifat dasar manusia memang cenderung mencintai harta, memuji keberadaan uang, dan merindukan kesempatan untuk terus menambahnya. Rasa suka ini tidak salah, namun ia menjadi masalah ketika berubah menjadi obsesi yang membutakan arah hidup.
HARTA selalu dipandang sebagai sesuatu yang manis dan hijau, sebagaimana digambarkan dalam banyak nasihat agama. Sifat dasar manusia memang cenderung mencintai harta, memuji keberadaan uang, dan merindukan kesempatan untuk terus menambahnya. Rasa suka ini tidak salah, namun ia menjadi masalah ketika berubah menjadi obsesi yang membutakan arah hidup.
Dalam kehidupan modern yang didorong oleh ambisi material, manusia sering kali tidak lagi menyadari batas-batas yang seharusnya dijaga. Keinginan untuk mendapatkan uang mengubah tujuan hidup, dari ibadah kepada Allah menjadi ibadah kepada dunia. Inilah titik ketika seseorang mulai kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
Dalam banyak kasus, obsesi mencari harta terjadi begitu halus dan perlahan. Pada awalnya hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan, tetapi lama-kelamaan berubah menjadi hasrat tanpa ujung. Manusia mulai mengejar harta seolah dunia tidak akan pernah berakhir.
Uang pun menjadi simbol kekuatan yang memengaruhi seluruh aktivitas. Orang bekerja tanpa mengenal waktu, memeras tenaga dan pikiran sejak fajar hingga malam demi satu harapan yaitu menambah pundi-pundi materi. Namun di balik kerasnya usaha itu, ibadah sering terabaikan.
Ketika manusia terlalu sibuk dengan uang, salat ditunda, zikir terlupa, membaca Alquran tertinggal, dan hati menjadi keras. Kesibukan dunia menutupi cahaya ruhani, membuat jiwa semakin jauh dari Allah. Ini adalah awal perbudakan terbesar yakni perbudakan oleh uang.
Dalam Alquran dan hadis, harta memang diakui sebagai ujian. Nabi Muhammad SAW bersabda, celakalah hamba dinar dan dirham, yaitu manusia yang menjadikan uang sebagai tuhan dalam hidupnya. Inilah kondisi ketika seseorang merasa senang hanya jika mendapat keuntungan, dan marah jika tidak mendapatkan apa yang diharapkannya.
Hadis tersebut menunjukkan bahwa manusia yang memperbudak dirinya kepada harta akan mengalami kerugian besar. Kerugian itu bukan hanya dalam bentuk hilangnya waktu beribadah, tetapi juga hilangnya kemampuan untuk membedakan halal dan haram. Ketika hati gelap, apa pun terasa wajar selama menghasilkan uang.
Kondisi ini mirip dengan gambaran masyarakat modern saat ini. Banyak orang rela menempuh yang syubhat bahkan haram demi mengejar kekayaan instan. Padahal, dalam agama Islam, keberkahan jauh lebih penting daripada jumlah harta itu sendiri.
Allah memperingatkan dalam Alquran bahwa manusia tidak akan pernah merasa cukup dengan harta. Nafsu manusia seperti gelas tanpa dasar, terus meminta tambahan tanpa pernah puas. Ini pula yang menjadikan harta sebagai ujian paling berat sepanjang masa.
Di antara kisah paling terkenal tentang bahaya kecintaan berlebihan pada harta adalah kisah Qarun. Ia merupakan contoh nyata manusia yang dibinasakan oleh hartanya sendiri. Qarun dikenal sebagai orang yang sangat kaya, hingga kunci gudang hartanya saja harus dipikul oleh banyak orang.
Namun kekayaan itu membuat Qarun sombong dan lupa diri. Ia merasa bahwa seluruh kekayaan itu adalah hasil kecerdasan dan usahanya sendiri. Ia menolak mengakui bahwa semua itu berasal dari Allah. Ketika kesombongan menguasai hatinya, ia mulai meremehkan orang lain dan mengabaikan perintah Tuhan.
Kaumnya menasihati agar ia tidak sombong dan tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Namun Qarun menolak, tenggelam dalam pujian terhadap dirinya sendiri. Ia adalah gambaran manusia yang diperbudak oleh hartanya, bukan sebaliknya.
Akibat kesombongan dan kekikiran itu, Allah menurunkan hukuman yang sangat keras. Dalam Alquran dikisahkan bahwa bumi diperintahkan untuk menelan Qarun dan semua hartanya. Ia tidak hanya binasa, tetapi juga hilang bersama seluruh kekayaan yang selama ini dibanggakannya.
Kisah Qarun merupakan pelajaran besar bahwa harta tidak akan menyelamatkan ketika Allah murka. Ketika manusia menjadikan dunia sebagai tujuan dan harta sebagai ilah, maka kehancuran akan menjadi ujungnya. Ini bukan hanya cerita masa lalu, tetapi peringatan abadi.
Dalam konteks kehidupan modern, fenomena Qarun selalu berulang dalam bentuk yang berbeda. Ada orang kaya yang merasa bahwa semua pencapaian berasal dari dirinya, lalu lupa bersyukur. Ada juga yang menumpuk harta tanpa peduli pada halal atau haramnya. Semuanya menuju satu titik kehilangan keberkahan.
Islam tidak melarang manusia menjadi kaya. Bahkan kekayaan yang halal dan berkah dapat menjadi sarana untuk beribadah. Namun agama melarang manusia diperbudak oleh kekayaan. Ketika harta menguasai hati, maka moral dan spiritual akan hancur perlahan.
Harta yang halal, disertai syukur dan digunakan di jalan kebaikan, akan menjadi cahaya bagi pemiliknya. Namun harta yang haram, dipenuhi keserakahan, dan diletakkan di atas segala-galanya, akan menjadi musibah. Kisah Qarun adalah bukti bahwa harta tidak pernah benar-benar aman.
Manusia yang terlalu cinta dunia sering kali tidak menyadari bahwa dunia hanyalah sementara. Ketika napas terhenti, semua harta yang dikumpulkan bertahun-tahun tidak akan menemani pemiliknya ke liang kubur. Yang tersisa hanyalah amal.
Semoga umat manusia mengambil pelajaran dari kisah Qarun dan dari peringatan Rasulullah tentang budak dinar dan dirham. Dunia memang tempat mencari nafkah, tetapi bukan tempat meletakkan seluruh cinta. Cinta sejati hanya pantas diberikan kepada Allah.
Manusia harus menyadari bahwa dunia hanyalah ladang ujian. Harta memang manis, memikat, dan menggoda. Tetapi jika dibiarkan menguasai hati, maka ia berubah menjadi racun yang menghancurkan iman.
Semoga kita semua terjaga dari menjadi budak dunia. Semoga Allah memberi kekuatan agar hati tetap bersih, rezeki tetap halal, dan dunia tetap di tangan, bukan di hati.
Berita Terkait Berdasarkan Tags
Sibuk Mengejar Dunia Lupa Mati
31 Oktober 2025Berita Lainnya dalam Kategori Agama
Sebab Orang Tua Anak Masuk Neraka
02 November 2025Sibuk Mengejar Dunia Lupa Mati
31 Oktober 2025Komentar (0)
Tinggalkan Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!